Protokol Kesehatan New Normal Dalam Pandangan Islam

01-12-2020

Ada kalimat bijak dari para ulama, “Bagi orang alim (cerdas), dengan bahasa isyarat saja dia bisa paham. Namun, bagi orang zalim, dilempar batu kena kepalanya saja tak juga paham.”  

Wabah bernama Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) bukan sekadar lemparan batu. Allah Swt. pasti menyimpan berlimpah hikmah di dalamnya. Kita tertantang untuk mengungkap apa saja rahasia di balik wabah yang menyebar luas di 200 negara ini.

Bumi Jadi Lebih Bersih

Sejak pemberlakuan lockdown (mengurung diri) di seluruh dunia, keadaan bumi menjadi jauh lebih bersih. Banyak warganet mengunggah foto-foto di media sosial bagaimana udara di perkotaan jadi bersih. Tidak ada kendaraan di jalanan yang macet. Banyak pabrik berhenti total. Langit jadi lebih cerah dan lebih bersih tanpa polusi.

Warga DKI ramai-ramai membahas langit Jakarta yang lebih cerah selama April 2020 lalu. Foto-foto langit Jakarta yang tampak biru menjadi viral. Padahal sudah lama diketahui jika udara di Jakarta sangat pekat polusinya.

"Terkait langit biru, kalau sedang keadaan cuaca cerah memang warna langit biru. Terkait dampak pembatasan pergerakan orang dan kendaraan (selama PSBB) untuk mencegah, memang ada pengaruhnya," kata Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan kepada detik.com (7/4/2020).

Warga India juga merasakan hal yang sama. Mereka kembali bisa melihat puncak salju Pegunungan Himalaya dari jarak 200 km. Hal yang tak bisa dilihat orang India selama 30 tahun terakhir.

Semua Harus Higienis

Sejak menerapkan New Normal yang kemudian disebut Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), kita dipaksa menjalani gaya hidup sehat. Semua wajib pakai masker. Setiap tempat ada tempat cuci tangan. Selepas transaksi dengan uang (tunai) kita pun harus cuci tangan.

Padahal dulunya kita sering beli gorengan tanpa cuci tangan. Main embat saja. Kini setiap toko, warung, mal, supermarket bahkan lapak tradisional pun menyediakan wadah cuci tangan atau cairan pembersih tangan. Sebelum dan sesudah transaksi. Serba higienis.

Rajin Berolahraga
Kini banyak orang membiasakan olahraga rutin meskipun secara ringan. Ada yang sekadar jogging, senam ringan, maupun yoga. Ada berolahraga di dalam rumah, ada di teras ataupun di taman terdekat sambil berjemur diri di pagi hari. Menurut data, virus tak bisa hidup jika terkena sinar ultraviolet matahari pagi antara pukul 6 hingga 8 pagi.

Bahkan, bersepeda menjadi tren. Tak hanya anak-anak, kaum dewasa pun ramai-ramai bersepeda. Entah pagi hari, sore bahkan malam hari. Penjualan sepeda pun menjadi melonjak. Berkah tersendiri bagi pengusaha sepeda.

Protokol Kesehatan Ruhani

(oleh Hasan Bishri, Lc, Direktur Graha Ruqyah Salemba, Jakarta untuk Al Falah)

Saat wabah Pandemi Covid-19 menghantui dunia, termasuk negeri kita Indonesia. Semua orang sangat peduli dengan protokol kesehatan. Misalnya memakai masker, sering mencuci tangan dengan sabun, jaga jarak dengan orang lain dan yang lainnya. Semua itu mereka lakukan agar tubuh terhindar dari penularan Covid-19. Itulah protokoler kesehatan jasmani.

Apakah kesehatan ruhani juga ada protokolnya? Ada juga dan itu tidak kalah pentingnya dengan protokol kesehatan jasmani. Kita perlu menjaga kesehatan jasmani, juga perlu menjaga kesehatan ruhani. Ancaman kesehatan jasmani adalah virus, kuman dan penyebab penyakit lainnya. Sedangkan ancaman kesehatan ruhani adalah kemaksiatan dan dosa.

Islam tidak hanya mengajarkan kepada kita untuk menjaga kesehatan jasmani, tapi juga mengajarkan kita untuk menjaga kesehatan ruhani. Simaklah Firman Allah berikut, “Dan pakaianmu, bersihkanlah. Dan perbuatan dosa, tinggalkanlah (QS. al-Mudatstsir 4-5).

Inilah Protokol Kesehatan Ruhani

Kita mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah saat Pandemi Covid-19 agar tubuh kita tetap sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit termasuk Corona. Begitu pula kalau kita mengikuti protokol kesehatan ruhani yang telah ditetapkan Sang Pencipta. Agar ruhani kita tetap sehat dan tidak gampang terkena penyakit ruhani serta selamat di akhirat. Sehingga bahagia di dunia dan di akhirat bisa kita dapatkan. Simaklah hadits berikut.

Mu’adz bin Jabal pernah bepergian bersama Nabi saw. sambil berjalan aku mendekati beliau dan bertanya, “Wahai Rasulullah, beritahu aku suatu amalan yang bisa memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka.

Nabi saw. menjawab, “Kamu telah bertanya kepadaku hal besar, tapi itu mudah bagi yang Allah mudahkan. Sembahlah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan berpuasalah Ramadhan serta berhajilah ke Baitullah” (HR. Tirmidzi, dan ia menshahihkannya). Itulah protokol ruhani.

Allah yang Paling Memahami Kita

Saat kita membeli beralatan elektronik merek apapun, selalu ada buku petunjuk perawatan. Masing pabrik punya protokol perawatan agar alat tersebut berfungsi normal, awet dan tidak gampang rusak. Dan kita sebagai konsumen harus mengikuti protokol (aturan) yang dikeluarkan pabrik masing-masing.

Begitu pula diri kita, yang terdiri dari jasmani dan ruhani. Allah-lah yang paling paham tentang diri kita. Apa yang bisa bikin ruhani dan jasmani kita bisa berfungsi dengan baik, bisa awet dan tidak gampang sakit, pasti Allah yang Maha Mengetahui. Dan berkaitan dengan protokol Ruhani, Allah telah memberitahukan hal itu kepada kita melalui Rasul-Nya.

Mengesakan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun dan siapapun. Allah-lah Pencipta kita satu-satunya dan yang selain-Nya adalah makhluk ciptaan-Nya. Lalu pantaskah kita menyekukutukan-Nya dengan makhluk-Nya? Inilah aqidah tauhid yang harus kita jaga sampai akhir hayat. Selanjutnya kita buktikan prinsip tauhid tadi dengan menyembah dan beribadah hanya kepada-Nya. Misalnya dengan menegakkan shalat lima waktu dan tidak meninggalkannya satupun, agar hidup kita jadi tenang dan ruhani kita jadi sehat.

Berbagi kepada sesama dengan menunaikan zakat yang telah diperintahkan, juga bisa memancarkan aura positif serta memicu zat adrenalin dalam tubuh sehingga membuat kita jadi bahagia. Bahagia bisa membantu sesama, bahagia bisa menolong yang sedang kesusahan, bahagia saat bisa meringankan beban orang lain dalam hidupnya. Itu semua bisa mendatangkan ketenangan dan kesenangan ruhani.

Berpuasa di bulan Ramadhan juga bisa menyehatkan Ruhani dan Jasmani kita. “Berpuasalah kalian, niscaya kalian akan sehat,” begitulah pesan Rasulullah saw. dalam haditsnya. Begitu pula pelaksanaan ibadah haji bagi yang mampu. Karena haji adalah ibadah yang mengumpulkan banyak orang, memerlukan kekuatan fisik dan psikis yang bisa menyehatkan ruhani dan jasmani kita. Kalau protokol itu bisa kita lakukan, maka dijamin kita akan bahagia di dunia dan di akhirat. Mengantarkan kita pada surga dan selamat dari siksa neraka, seperti arahan Nabi saw di atas.