Pandemi Covid 19 ini mengubah banyak hal. Mulai dari sektor pendidikan hingga ekonomi-bisnis. Perubahan pola hidup ini di era new normal ini menimbulkan kesulitan-kesulitan baru. Jika pola bisnis sebelum pandemi sudah baku, maka kini muncul sejumlah kendala. Di sini kita berusaha mencari peluang usaha di masa pandemi.
Namun, selalu ada peluang-peluang di tengah situasi sulit. Dan kita dituntut untuk lebih kreatif. Kini saatnya mencari teroboson. Mencari celah di tengah kesempitan. Tak terkecuali warga pedesaan. Bagaimana agar produk-produk pertanian, perkebunan dan hasil khas desa bisa tetap ekasi di era kenormalan baru ini.
Menurut Yuniari Nukti, pegiat blog (blogger) setiap pasti desa memiliki potensi dan layak untuk diangkat. “Bentuknya macam-macam, bisa produk UMKM, wisata desanya, tapi kalau saya tertarik dengan karakter uniknya penduduk desa,” jelas warga Surabaya yang aktif menulis di blog sejak dekade 2010an ini.
Di Indonesia banyak sekali desa wisata yang diangkat dari hal-hal yang tampak mata, contohnya Desa Wisata Sade di Lombok. Tidak selalu wisata, masih kata Yuni, kita bisa mencontoh Kampung Lawas Maspati Surabaya, Kampung UKM Puja (Putat Jaya) di eks lokalisasi Dolly Surabaya yang memproduksi telur asin dan botok telur asin, atau Kampung Pia di Pasuruan.
“Intinya semua hal menarik di desa bisa ditulis untuk dikenalkan kepada khayalak. Karena setiap desa memiliki potensi yang unik,” jelas penulis blog yuniarinukti.com dan mamamintapiknik.com ini.
Memang, lanjut Yuni pandemi mengubah banyak hal. Tapi di balik keterbatasan ada sesuatu yang secara tidak sadar telah mengubah kebiasaan kita. “Melakukan perubahan memang sulit, tapi selama ada rasa syukur, hidup dibikin nyaman saja,” ucapnya ambil tersenyum.
Begitupula mengelola website, membangun konten bisa dilakukan melalui online. “Tinggal pintar-pintar kita menyiasati kebutuhan konten,” jelas ibu rumah tangga yang sering memenangkan lomba menulis blog dan website ini.
Di sini, para pelaku usaha dan produsen harus rajin menulis dan memasang foto produknya. Makin rajin menggunggah konten, bisa tulisan, foto atau video. Lama-kelamaan, website atau blog kita makin banyak yang membaca dan mengunjungi. Dampaknya, produk kita makin dikenal luas. Apalagi saat ini orang lebih banyak berselancar di dunia online dan media sosial. Maka, sayang disayangkan jika para petani dan pelaku usaha pedesaan tidak berinovasi di dunia digital.
Sementara itu, Ibrahim Vatih, internet marketer muda asal Magetan, mengungkapkan pentingnya pengenalan platform digital dan beragam jenisnya. ”Kesalahan umum yang dilakukan para pelaku bisnis dalam memanfaatkan dunia digital adalah ketidaksesuaian platform dengan produk yang dipasarkan,” ungkap pria muda yang juga pegiat di dunia digital ini.
“Ada produk atau jasa yang lebih optimal dipasarkan melalui website, ada juga yang tidak,” imbuh Vatih, begini ia biasa disapa. Di sisi lain ada produk dan jasa yang lebih efektif dipromosikan media sosial seperti Facebook, Instagram, YouTube, atau podcast. “Sayangnya banyak yang menggunakan strategi yang terbalik-balik,” sambung pendiri dan pengelola Sintesa, pesantren yang fokus pada Al-Qur’an dan bisnis online.
Kesalahan lain, masih kata Vatih, tentang strategi penentuan harga dan added value (nilai tambah). “Di internet, semua orang tahu kompetisi harga. Kalau harga jual kita lebih mahal dari yang lain, ya susah nantinya. Tapi ada pula yang laris meski yang menjual produk yang lebih mahal, ternyata dia memberi added value pada produknya itu yang tidak dilakukan penjual lainnya. Inilah maksud dari strategi harga dan added value,” beber pria kelahiran 1992 ini.
Yang terpenting dalam memanfaatkan media digital itu harus terus mengasah keterampilan dan menambah wawasan. “Belajar apapun harus cari ekosistemnya. Cari gurunya dan cari komunitasnya. Kita akan belajar cara yang benar, ambil pengalaman dari yang lebih senior,” tukas pengelola sintesa.net ini.
“Menggeluti dunia digital itu butuh proses. Kalau pengalaman saya dan kawan-kawan, minimal 12 bulan untuk belajar dan berlatih. Kalau belum genap, saya rasa hasilnya tidak akan baik,” tandasnya.
Dari sinilah peluang besar di depan mata. Meskipun kita belum tahu kapan kondisi benar-benar pulih seperti sedia kala. Berikut ini tips singkat bagaimana melakukan adaptasi strategi usaha selama pandemi (diolah dari swara.tunaiku.com 3/8/2020).
1. Manfaatkan Teknologi Digital
Adanya ketentuan social distancing, sudah saatnya mengoptimalkan teknologi digital. Misalnya bagi pengusaha kuliner. Ketika tidak bisa membuka restoran, Anda bisa beralih menjual makanan secara online. Tidak hanya makanan jadi, Anda pun bisa menjual frozen food karena permintaan yang tinggi.
Anda juga bisa memanfaatkan live streaming untuk menjangkau pelanggan. Misalnya, membuka kelas yoga online karena pelanggan tidak mungkin datang ke studio. Bisnis pun tetap berjalan sekalipun terhalang oleh jarak.
2. Tingkatkan aset dan sumber daya yang dimiliki
Tingkatkan aset dan sumber daya yang kita miliki agar mencapai titik temu dengan kebutuhan pasar. Contohnya seperti Martha Tilaar yang memanfaatkan sumber daya mereka untuk memproduksi hand sanitizer karena sangat dibutuhkan. Beberapa konveksi kecil mulai beralih ke masker kain.
3. Pererat hubungan dengan pelanggan setia
Jujurlah kepada konsumen tentang keadaan kita saat ini dan upaya yang kita lakukan untuk memberikan yang terbaik. Ini bisa menjadi cara untuk mempertahankan pelanggan setia untuk selalu mendukung kita.
Pererat hubungan dengan pelanggan setia, baik secara langsung atau melalui media seperti newsletter dan media sosial. Sehingga, ketika kita melakukan perubahan, pelanggan setia akan segera mengetahuinya dan mendukung. Kita juga bisa membuat konten yang kreatif. Misalnya menggunakan live streaming atau aplikasi telekonferensi.
4. Jajaki kemungkinan berkolaborasi
Jika tidak bisa melakukannya sendiri, mungkin kita bisa mencari celah untuk berkolaborasi dengan bisnis lain. Kemitraan akan membantu kita mendapatkan pelanggan baru dan menyasar target market baru. Pastikan kemitraan ini menguntungkan kedua sisi dan bisa saling membantu.
Anda juga bisa membantu pengusaha kecil yang merupakan warga terdampak pandemi Covid-19. Silakan salurkan donasi terbaik Anda melalui: BRI Syariah nomor 77.00.000.000 atau Bank Mandiri Syariah nomor 703.996.999.2, atas nama Yayasan Dana Sosial Al Falah.
Foto: bgipin.com