Kisah Meraih Berkah Lewat Sedekah | Islam adalah agama yang pertengahan dan kesimbangan. “Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal” (QS. Al Isra 29). Demikian pesan Allah kepada kita.
Hal itu pula yang kini diyakini drg. Ailin Ari Rismianah. Ibu tiga anak mengaku dulunya dia sangat ketat dalam mengatur keuangan keluarga. Sehingga ia mengaku jarang bersedekah saking inginnya hidup irit. “Itu saya alami ketika saya baru menikah,” tuturnya kepada YDSF.
“Saya menikah ketika saya masih kuliah. Setelah menikah, kami mengontrak di rumah yang sangat sederhana. Gaji suami sebenarnya sudah dibilang cukup untuk hidup kami sehari-hari. Tetapi karena kuliah saya masih butuh biaya, saya harus berhemat untuk menabung buat keperluan biaya kuliah,” jelas lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember ini.
Apalagi saat itu orangtua sudah menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab biaya kuliah kepada Ailin dan suaminya. “Terus terang setelah menikah, orangtua sudah menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab ke suami, termasuk biaya kuliah,” cerita wanita kelahiran Sidoarjo 14 Agustus 1979 ini.
“Apalagi saya kuliah jurusan eksak yang perlu biaya tambahan untuk bayar praktikum,” ungkap dokter gigi yang kini aktif bekerja di rumah sakit dan juga praktik di rumah. (Baca juga: Bantu Azizah Calon Hafidzah Lawan TBC Paru-paru)
Setelah satu tahun menikah, putra pertamanya lahir. “Alhamdullilah sudah ada anak. Waktu itu, saya dan suami hanya menghitung ekonomi keluarga dari sudut pandang manusia ya. Dalam pikiran kami waktu itu, semakin hemat semakin banyak sisa uang yang untuk ditabung. Termasuk berhemat untuk sedekah. Saya lupa akan janji Allah bahwa dengan bersedekah akan ada berkah,” kata istri dari Solikhan Arief ini.
Padahal, masih kata Ailin, sedekah bisa jadi sebagai salah satu pintu pembuka rezeki kita. “Waktu itu saya sedekahnya tidak istiqomah, kalau ingat saja. Itu pun diambilkan dari uang kecil sisa belanja. Semoga Allah mengampuni semua dosa-dosa kami di masa lampau, sekarang dan di masa mendatang,” kenangnya dengan nada menyesal.
“Jatuh bangun akhirnya saya lulus. Alhamdulillah diterima kerja sebagai pegawai tidak tetap (PTT) di instansi pemerintah. Dengan saya bekerja berharap bisa semakin meningkatkan perekonomian, kerja dapat setahun lahirlah putra kedua kami,” papar ibu dari M. Alief Dzakwan Ammar, M. Akmal Razan Ammar dan M. Zayyan Nauval Ammar. (Baca juga: Cerita Anak Yatim Yang Sukses | Dulu Terima Santunan, Kini Jadi Donatur)
“Saya sering kehilangan barang, dompet juga ponsel. Pokoknya sering. Hingga pada suatu saat Allah mulai membuka hati saya dan suami lewat tausiyah dari seorang ustadz,” akunya.
“Mungkin ini cara Allah mengeluarkan harta kita, kita kurang sedekahnya, makanya hartanya pun harus tetap dikeluarkan lewat jalan yang tidak kita sangka-sangka. Bahkan yang tidak kita inginkan,” bebernya.
Sejak itulah, Ailin rutin menyalurkan infaqnya, termasuk ke YDSF. “Syukur alhamdulillah suami juga mulai evaluasi diri. Beliau yang membimbing saya dan mengajari saya untuk belajar ikhlas dan berbagi. Karena pada hakikatnya rezeki kita sudah dijamin oleh Allah. Kalau kita dapat jatah satu cangkir, tapi kita masih serakah dengan tidak mau berbagi karena khawatir berkurang, justru nanti akan tidak berkah,” pungkasnya. (laporan: Alfi)
###
Inilah kisah meraih berkah lewat sedekah dari penuturan ssalah satu dari 3.942 donatur rutin YDSF. Jika Anda ingin berinfaq atau bershadaqoh secara rutin, bisa melalui YDSF via rekening BRI Syariah nomor 77.00.000.000 atau Bank Mandiri Syariah nomor 703.996.999.2, atas nama Yayasan Dana Sosial Al Falah.