Kisah Guru Sukses Situbondo

31-03-2022

Kisah Guru Sukses Situbondo | “Berdirilah engkau untuk gurumu dan hormatilah ia dengan sehormat-hormatnya… hampir-hampir seorang pengajar menjadi seorang rasul. Apakah kau tahu ada orang yang lebih mulia dari seseorang yang…membimbing seorang murid sehingga memiliki jiwa-jiwa yang hebat dan akal-akal yang cerdas?”

Begitulah kalimat mutiara Ahmad Syauqi, (sastrawan Arab, 1870-1932), menuliskan syairnya (dalam bekalislam.firanda.com) tentang guru. Betapa Islam sangat memuliakan para guru.

Tak hanya manusia, bahkan Nabi Muhammad menjelaskan bahwa hewan-hewan kecil pun mendoakan kebaikan bagi para pengajar.

Sabda Nabi, “Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penghuni langit, penghuni bumi, hingga semut di liangnya dan hingga ikan di laut pasti mendoakan orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia” (Diriwayatkan At-Tirmidzi).

Di antara sifat sejati para guru adalah ketulusan mereka untuk membimbing dan mengajar anak-anak didiknya. Mungkin itulah kiranya gambaran yang tepat sosok kita kali ini.
 

Tak Segan Rogoh Kantong Sendiri

Fita Ariyani, S. Pd, M. Pd merupakan pendidik yang penuh dedikasi. Tak hanya mengajar untuk mata pencaharian saja, bahkan ibu dua anak itu dengan penuh ketulusan berkorban demi murid-muridnya.

Ketika merintis Yayasan Al Abror, guru yang pernah studi di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) ini harus seperti menggunakan dana pribadi. “Kalau untuk kemaslahatan dan tujuan baik itu tidak masalah,” ujarnya enteng saja.

Misalnya, untuk infaq wali murid di SD Islam Al Abror berkisar Rp 80-100 ribu per bulan. “Bagi yang memohon keringanan bisa separuhnya. Dan bahkan jika tidak sanggup membayar akan dibebaskan. Tentu akan disurvei terlebih dahulu kelayakannya,” jelas guru kelahiran Salatiga, 14 September 1963 ini.

Fita sudah malang melintang di dunia pendidikan. Awal karirnya sebagai guru, ia mengajar pertama di SDN 1 Dawuhan Situbondo. Cukup lama ia mengabdi si sana. “Saya 21 tahun ngajar di SDN Dawuhan. Sejak 1982 sampai 2003,” terangnya.

Kemudian Fita mendapat tawaran untuk menjadi kepala sekolah SD Islam Al Abror melalui proses seleksi pada 2003. “Ada tiga kandidat saat itu. Para calon kepala sekolah harus mengajukan visi misi,” ujarnya.

Saat itu Fita mengajukan tiga poin utama: tidak menerima siswa banyak di tahun awal. “Cukup 24 murid saja per angkatan. Jangan langsung banyak,” ungkap alumnus STKIP Situbondo ini.

Poin kedua adalah ingin memakmurkan masjid  dengan memberikan pembiasaan kepada siswa untuk membaca surat-surat pendek sebelum jam pelajaran dan pembiasaan shalat Dhuha. “Ini berlaku tak hanya murid, namun wali murid pun diajak sama-sama shalat Dhuha,” katanya menjelaskan.  

Poin ketiga adalah ia berharap Al Abror memiliki kurikulum kombinasi yang meliputi: menggunakan kurikulum nasional, kemudian diramu dengan kurikulum Kemenag RI.

“Harapannya guru mampu memberikan penanaman akidah dan akhlak kepada para siswa. Kombinasi ini berbasis keterampilan komputer dan bahasa Inggris,” urai pendidik yang menyelesaikan Magister Pendidikan pada 2004 lalu.

Meskipun beliau tidak berasal dari lulusan pondok, tetapi Fita punya pernah mengenyam pendidikan di madrasah di kampungnya. Sejak mengelola Al Abror, kini menjadi salah sekolah Islam favorit di Situbondo. (Baca juga: Pemuda Bondowoso Merawat Ayah Tunanetra)

Al Abror Makin Diminati 

Terbukti pada ajaran baru 2021 kemarin, pendaftaran untuk masuk di SD Islam Al Abror melebihi kuota yang ada dan sampai harus menolak calon murid.

“Awalnya saya mengira 2021 ini kan sedang pandemi, jumlah pendaftar sedikit menyusut. Tetapi masyaAllah murid yang mendaftar di tahun 2021 ini malah tambah banyak,” tutur. Ini pertanda Al Abror telah dipercaya warga.

Sejak 2010, Fita mendapat tugas tambahan dari Dinas Pendidikan: yakni sebagai Pengawas Sekolah wilayah Kecamatan Mangaran. “Tapi saya masih merangkap tugas sebagai Kepala Sekolah Al Abror,” tambah lulusan Magister Pendidikan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ini.  

Kesibukannya makin bertambah karena juga mendapat amanah sebagai ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Situbondo. Tentu saja tugasnya ikut memberi solusi-solusi yang dihadapi para kepala sekolah. (Baca juga: Niat Memajukan Kampung Muncar Banyuwangi Hampir Terkabul)

Fita juga juga aktif di kepengurusan PGRI Situbondo yang menjabat sebagai wakil ketua. “Alhamdulillah, suami dan keluarga sangat mendukung, Suami kerja di dinas pertanahan. Awalnya di Situbondo sini, lalu berpindah tugas di Banyuwangi. Semoga kesibukan ini jadi manfaat banyak orangnya,” pungkasnya. (Foto & Naskah Sucik)