Cara Hewan Berdakwah

08-08-2021

Cara Hewan Berdakwah | “Tidaklah kami melewatkan satu ayat pun dari Rasulullah kecuali kami mendengarnya, membacanya, menghafalnya, memahaminya, dan mengamalkannya.” Begitulah keterangan dari para sahabat Nabi Muhammad.

Di riwayat lain, ada tambahan kata: mengajarkannya. Dengan begitu, ajaran Allah ini akan sampai ke seluruh penjuru dunia hingga kini.

Dalam banyak kesempatan, Nabi Muhammad berpesan fal yuballigh asy-syahid al-ghaiba ’hendaknya yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir.’

Yang Hadir Meneruskan Kepada Yang Tidak

Kata al-ghaiba ini bisa dimaknai orangnya ada tapi tidak tempat yang sama. Atau memang orangnya memang belum lahir.

Ada kisah inspiratif di masa sahabat Nabi terkait semangatnya meneruskan risalah kenabian. Salah satunya adalah kisah Islamnya Abu Dzar Al Ghifari.

Suku Ghifar terkenal sebagai pemberani dan petualang yang ulung. Kampung Bani Ghifar dekat rute kafilah Mekkah yang akan melakukan perjalanan dagang ke Syam (kini Suriah, Lebanon dan Palestina).

Ketika mendengar ada kabar nabi, Abu Dzar Al Ghifari mengembara sendirian ke Mekkah. Setelah bertemu Nabi dan menyimak beberapa ayat Al-Quran, Abu Dzar pun langsung yakin. Lalu ia bersyahadat.

Lalu Nabi berpesan kepadanya, “Rahasiakanlah hal ini. Pulanglah ke negerimu. Jika engkau mendengar kabar kemenangan dari kami, datanglah lagi menemui aku.”

Rupanya jiwa pemberani khas Suku Ghifar terlalu kuat. Bukannya langsung pulang, Abu Dzar malah berteriak lantang di dekat Ka’bah. “Asyhadu an la ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah!”

Orang-orang musyrik pun segera mengeroyoknya. Al Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi lalu menolongnya. (Baca juga: 

Digebuki Ramai-ramai

Rupanya Abu Dzar tidak jera. Dia mengulangi tiga hari berturut-turut. Lagi-lagi dia dipukuli. Al Abbas pun melerai sambil berteriak, “Celakalah kalian, yang hendak membantai orang Ghifar. Padahal Ghifar itu jalur yang selalu kalian lalui.”

Akhirnya mereka melepaskan Abu Dzar. Dan Abu Dzar pun pulang. Selang beberapa tahun, kota Madinah terdengar suara gaduh. Dari luar kota, terlihat rombongan besar dengan unta dan jalan kaki. Kaum muslimin sempat khawatir, dikira itu pasukan musuh.

Ternyata itu rombongan Suku Ghifar dan Suku Aslam yang hijrah ke Madinah. Atas izin Allah, dakwah Abu Dzar membuahkan hasil yang luar biasa. Di sinilah peran dakwah Abu Dzar.

Di dalam Al-Qur’an, tidak hanya manusia yang terpanggil menyebarkan kebaikan seperti Abu Dzar. Hewan-hewan pun punya andil. Salah satunya burung Hudhud. Di bawah ini, kita bisa baca cara hewan berdakwah. (Baca juga: Tips Istiqomah dalam Kebaikan)

Terbang Dua Ribu Km Bolak-balik Demi Dakwah

Ia harus terbang dua ribu kilometer dari Palestina ke Yaman bolak-balik. Dia melaporkan suatu negeri yang dipimpin seorang ratu. Namun penduduk negeri itu masih menyembah matahari. Tak disangka, burung kecil itu punya rasa peduli terhadap risalah ilahi.

“Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syetan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan Allah, sehingga mereka tiada mendapat petunjuk…” (QS An Naml 24).

Nabi Sulaiman pun memberinya tugas, terbang lagi dua ribu km pergi pulang. “Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan. Dia (Balqis) berkata, ‘Wahai para pembesar! Sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah surat yang mulia.’ Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, ‘Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang muslim’” (QS. An Naml 28-31).

Tak hanya burung, ada pula semut yang punya andil amar makruf nahi munkar. Ketika Nabi Sulaiman dan bala tentaranya melintasi lembah, seekor semut memberi seruan.

“Maka ketika mereka tiba di lembah yang dihuni oleh bangsa semut, berkatalah seekor semut, ‘Wahai sekalian semut, masuklah kalian ke dalam lindungan tempat tinggal kalian, agar Sulaiman dan bala tentaranya tidak menginjak kalian sedang mereka tidak menyadarinya’” (QS An Naml 18).

Semut Itu Menyerukan Keselamatan, Begitulah Dakwah

Dr. Nashir bin Sulaiman Al ‘Umar dan rekan-rekannya mengulas ayat ini dalam buku Liyadabbaruu Aayaatih. “Ucapan semut ini ditujukan untuk menyelamatkan hidup kawanannya. Sungguh mulia ucapan yang ditujukan untuk memelihara jiwa sesama, sehingga kata-kata ini diabadikan oleh Allah dalam wahyuNya.”

Jika kalimat semut yang menyelamatkan sesama semut layak dikekalkan Al-Qur’an, betapa lebih berhak untuk dimuliakan pula ucapan manusia yang ditujukan untuk menjaga keselamatan sesama manusia. Di sinilah cara hewan berdakwah. (Baca juga: Mencari Ketenangan Hati Dalam Islam)

“…Dan siapa saja yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya..” (QS Al Maidah 32).

Cara Hewan Berdakwah, Karena Keselamatan di Akhirat Itu Jauh Lebih Urgen

Kehidupan hewan berbeda dengan manusia. Setelah kematian, manusia harus menghadapi pengadilan Allah di akhirat.

Perkataan yang menyelamatkan hidup akhirat manusia jauh lebih agung daripada perkataan yang menyelamatkan hidup dunianya.

Dan pembicaraan yang menyelamatkan hidup dunia akhirat anak Adam jauh lebih agung daripada ungkapan yang menyelamatkan hidup kawanan semut. Inilah dakwah. Bisa dilakukan manusia. Juga cara hewan berdakwah. 

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?’” (QS. Fushshilat 33).

###

YDSF adalah lembaga amil zakat nasional yang berdiri sejak 1987 dan dipercaya lebih dari 300 ribu donatur rutin tiap bulannya.

Jika Anda ingin berinfaq atau bershadaqoh secara rutin, bisa melalui YDSF via rekening BSI ex BRI Syariah nomor 77.00.000.000 atau BSI ex Bank Mandiri Syariah nomor 703.996.999.2, atas nama Yayasan Dana Sosial Al Falah.

(Mari bantu: Bantu Yatim Dhuafa Penghafal Al-Qur’an Sembuh dari TBC)

Foto: pixabay