2 Pesan Untuk Anak Gadis di Alquran | Saat mengantarkan putri saya kembali ke ponpes, dia cerita bahwa semester ini akan menyiapkan tasmik 5 juz kedua. Saya ucapkan alhamdulillah dan mendoakan kemudahan. Berikut percakapan kami.
"Nak, apa tujuanmu menghafal Al-Qur'an?" Dia diam dan tersenyum.
"Hafal Al-Qur'an itu adalah pintu gerbang ilmu, jadi kalau berhenti di situ, engkau hanya sampai di pintu gerbangnya, setelah itu baru meyelam ke samudera ilmu," tambah saya.
"Ayat apa yang terkait gadis remaja Nak?" Dia menjawab,"Tidak tahu."
"Itulah pentingnya hafal Al-Qur'an, hafalan itu akan sangat membantu untuk tahu pesan Al-Qur'an terkait berbagai peran kehidupan. Terkait peran ibu, tanggung jawab anak gadis, peran ayah, hukum-hukum yang terkandung di dalamnya," jelas saya lagi.
Saya: "Ada dua kisah di dalam Al-Qur'an terkait posisi dirimu sebagai anak gadis, kisah tentang apa Nak?" Dia balik bertanya, "Kisah apa ya?"
Saya: "Yang pertama kisah gadis remaja yaitu Maryam binti Imran dan dan kedua kisah dua anak gadis Nabi Yakub." Lalu saya menjelaskan tentang karakter gadis remaja di dalam Al-Qur'an terkait dua kisah tersebut.
Mempunyai anak perempuan itu adalah keutamaan tersendiri dalam Islam. Karena surga bagi yang mampu mendidiknya menjadi wanita shalihah adalah surga kelas eksekutif bersama Nabi tercinta.
“Siapa yang menanggung nafkah dua anak perempuan sampai baligh, maka pada hari kiamat, antara saya dan dia seperti ini.” Beliau menggabungkan jari-jarinya (HR. Muslim 2631, dan Ibnu Abi Syaibah 25439).
Kenapa kedudukannya bagi orangtua begitu mulia? Karena hanya wanita shalihah yang melahirkan para pemimpin shaleh. Mereka mampu mendidiknya menjadi orang hebat dan dunia ini akan dipenuhi generasi yang shalih.
Al-Qur'an menghadirkan contoh kehidupan bagi para gadis remaja agar memudahkan mereka mencari model untuk menjadi panutan bagi orang yang seusia mereka. Yaitu kisah putri Nabi Syuaib dan Siti Maryam, ibunda Nabi Isa. (Baca juga: Istri Menyesal Setelah Suami Meninggal | Dulunya Sering Meremehkan)
Ada dua karakter gadis putri nabi Syuaib dalam Al-Qur'an. Yang pertama, adalah tidak ikhthilat (campur baur dengan para lelaki). Digambarkan kedua putri Nabi Syuaib sangat menjaga ikhthilat.
Saat mau memberikan minum dombanya, mereka lebih memilih menunggu sampai selesai para lelaki meminumkan domba mereka.
Dan ketika dia sampai di sumber air Negeri Madyan, dia (Musa) menjumpai sekumpulan orang yang sedang memberi minum (ternaknya), dan dia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang perempuan sedang menghambat (ternaknya).
Dia (Musa) berkata, “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua perempuan itu menjawab, “Kami tidak dapat memberi minum (ternak kami) sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usia” (QS. Al-Qashash 23).
Yang kedua, punya rasa malu dan ini merupakan fitrah wanita. Wanita akan terus terjaga selama masih dihiasi sifat malu. “Kemudian datanglah kepada Musa as salah seorang dari perempuan itu berjalan dengan malu-malu,” (QS. Al-Qashash 25).
Hanya saja sekarang sifat malu ini terus digerus dan dirancang sedemikian rupa untuk dihilangkan dari para gadis remaja dengan hadirnya aplikasi digital.
Akibatnya membuat mereka dengan sukarela mengumbar apa yang semestinya terhias rasa malu. Para gadis remaja berjoget ria di TikTok dan Instagram demi meraup follower yang banyak. Rusaklah kehidupan sosial remaja. Tidak salah dengan dengan aplikasinya, sebab masih bisa dijadikan sarana dakwah. Tugas kita menjaga mereka agar tidak hanyut budaya medsos.
Remaja shalihah adalah mereka yang menjaga diri dari memamerkan daya tarik mereka di dunia nyata ataupun di dunia maya. (Baca juga: Suami Istri Bertengkar | Rahasia Agar Tetap Samawa)
Karakter gadis remaja Siti Maryam, sangat luar biasa. Dia mondok di mihrabnya Nabi Zakaria, sangat menjaga kehormatan, beriman kepada Allah dan taat beribadah. (Baca juga: Pemuda Bondowoso Merawat Ayah Tunanetra)
“Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat” (QS. At Tahrim 12).
Di antara bentuk penjagaan kehormatannya adalah menjaga diri dari pergaulan lawan jenis dan perzinaan.
Maryam berkata, "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" (QS. Maryam 20).
Saat anak putri sudah mulai remaja, tugas orangtua bertambah berat. Setidaknya ada dua tugas:
- Membentengi mereka dalam pergaulan.
Menjaga putrinya agar tidak jatuh dari percampuran laki perempuan, jauh dari pergaulan bebas, terjaga dari hubungan lawan jenis, yang akan menjerumuskan kepada zina.
- Mendidik mereka taat kepada Allah
Dengan ketaatan ibadah, menutup aurat, menjaga rasa malu mereka agar terpelihara serta mendidik mereka dengan ilmu. Wallahu a'lam.
oleh: Adhan Sanusi. Lc, trainer Al-Quran Nasional dan konsultan keluarga