Pengalaman Belajar Online Di Rumah | Saya tersenyum membaca sebuah tulisan satir di sebuah status Facebook: "Jika kalian sudah mulai mendengarkan emak-emak mulai teriak-teriak, itu tandanya pelajaran online sudah dimulai."
Status ini ingin menyindir para ibu yang kehabisan cara agar anaknya bisa tertib mengikuti pelajaran daring dari sekolah.
Kondisi pandemi saat ini betul-betul bisa dimaknai sebagai sebuah peringatan dari Allah kepada para orangtua. Agar menyadari bahwa sesungguhnya tanggung jawab pendidikan ada di pundaknya bukan di sekolah.
Sebelum pandemi, orangtua dengan alasan berbagai kesibukannya, menganggap telah mendidik anak-anaknya dengan cara menyekolahkan mereka. Karena itu, tanggung jawab itu seakan sudah ditunaikan.
Hari ini dengan adanya pembelajaran online, seakan Allah mengingatkan kita untuk lebih berperan aktif dalam proses pendidikan dan pengajaran anak-anak di rumah.
Kondisi pandemi ini mengharuskan orangtua untuk belajar kembali menjadi guru bagi anak-anaknya, khususnya kaum ibu.
Kenapa kaum ibu? Karena umumnya yang berinteraksi langsung dengan anak-anak adalah ibu. Karena itulah dalam Islam. Ibu diminta untuk lebih banyak tinggal di rumah mendidik anak-anaknya. Inilah salah satu pengalaman belajar online di rumah. (Baca juga: Kisah Inspiratif Muslim Singapura | Mendidik Istri demi Anak)
Pelajaran apa yang sangat penting di pelajari kaum ibu di rumah di zaman pandemi ini? Jawabannya adalah cara membimbing anak-anak agar mau belajar. Dan inti dari hal tersebut adalah komunikasi.
Itulah hikmahnya kenapa di dalam Al-Qur'an komunikasi itu disebut secara khusus setelah perintah bertaqwa. “Bertaqwalah pada Allah dan berkomunikasilah dengan lurus” (QS. An-Nisa 9).
Padahal komunikasi yang baik sudah termasuk di dalam bentuk ketaqwaan, artinya cukup disebut bertaqwalah itu sudah cukup. Karena mencakup segala bentuk kebaikan dalam agama. Namun disebut lagi sebagai penegasan bahwa kata kunci dari pendidikan itu adalah komunikasi yang baik.
Komunikasi itu ada dua: verbal dan non verbal. Ini sangat penting bagi ibu-ibu untuk menjadi perhatian utama. Sebab segala ucapan dan tindak tanduknya akan menjadi cetakan pendidikan bagi anak-anaknya.
Bagaimana cara orangtua berkomunikasi dan berperilaku, begitulah juga cara anak berkomunikasi dan berperilaku.
Yang sering sekali muncul pertanyaan kepada saya saat sesi pelatihan online parenting Qurani adalah berikut:
"Bagaimana caranya agar anak terus semangat belajar di rumah tanpa harus dibentak-bentak?" Hampir di setiap sesi pelatihan, pertanyaan ini selalu muncul.
Saya menjawabnya dengan dua pendekatan:
Pendekatan motivasi itu sangat penting. Karena semangat belajar itu perlu dibangun mindset-nya terlebih dahulu. Apa pentingnya belajar ini di masa depan? Kenapa orang perlu terus belajar? Bagaimana cara belajar yang efektif?
Sebab kalau konsep dan mindset (pola pikir) belajar tidak terbangun, yang terjadi adalah beratnya proses belajar itu. Bukan hanya berat bagi siswa, tetapi juga bagi orangtua yang mendampingi di rumah.
Namun motivasi itu tidak akan berlangsung lama, kadang hanya hangat di awal. Acap kali berguguran samangatnya setelah beberapa hari berikutnya. Setelah itu kembali seperti semula. Karena itu, kita butuh strategi yang kedua. Inilah penngalaman belajar online di rumah. (Baca juga: Kisah Guru di Jember | Mengantar Siswa Mandi di Kali)
Pendekatan sistem maksudnya pendekatan yang membuat anak belajar dengan sendirinya tanpa harus terus-menerus diingatkan orangtua. Terutama saat kondisi semangat menurun.
Nah di sinilah pentingnya aturan yang jelas dan disepakati bersama anak-anak. Yang jika kesepakatan itu dilanggar, akan ada konsekuensinya.
Sebenarnya ini mirip dengan kehidupan kita umumnya. Terutama jika orang kantoran ditanya, "Apakah semua orang yang masuk persis pukul 8.00 pagi itu karena munculnya kesadaran disiplin atau karena adanya aturan yang punya konsekuensi jelas jika terlambat?"
Jawaban sudah jelas, "Karena umumnya takut konsekuensi." Walaupun tidak diawasi secara langsung oleh atasan, karyawan datang tepat waktu. Karena ada sistem yang memaksanya agar disiplin. Begitulah salah satu penngalaman belajar online di rumah. (Baca juga: Agar Anak Senang Belajar | Karena Tiap Anak Berbeda)
Contohnya, kita cari apa yang paling disenangi anak-anak. Umumnya dua: uang dan bermain dengan temannya. Katakan kepada mereka, “Tidak ada uang, atau tidak boleh bermain kecuali tugas belajarnya selesai.”
Biasanya anak-anak saya sudah tahu hal tersebut dan mereka melaksanakannya. Tugas sekolah adalah tiket untuk bermain dan fasilitas. Hak dan kewajiban. Ada pembayaran dan ada fasilitas.
Jika tetap melanggar, saya akan berikan konsekuensi berikutnya yang levelnya lebih membuat tidak nyaman baginya. Tak ada yang gratis.
Dua cara ini harus selalu bersinergi dan saling mengisi. Orangtua harus sering berkomunikasi dan memotivasi belajar anak-anaknya. Maka pemgalaman belajar online di rumah ini perlu dicoba.
Pada saat yang sama, orangtua terus melakukan kontrol atas aturan yang telah disepakati itu. Selamat mencoba. Semoga bermanfaat. (Baca juga: Pemuda Bondowoso Merawat Ayah Tunanetra)
oleh Adhan Sanusi, Lc, Konsultan Keluarga & Guru Al-Quran metode WAFA
Foto: pixabay
###
###
Anda bisa bersedekah secara rutin ke Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF), sebuah lembaga amil zakat yang terpercaya di Indonesia sejak 1987.
Percayakan infaq terbaik Anda melalui rekening BSI nomor 703.996.999.2 atas nama Yayasan Dana Sosial Al Falah.
(Baca juga: Bantu Azizah Calon Hafidzah Lawan TBC Paru-paru)